Sebagai seorang ekonom, Arya menilai Faisal Basri seharusnya lebih jeli dalam melakukan perhitungan. Menurut Arya, Faisal Basri tidak memasukkan potensi kenaikan pendapatan masyarakat, peningkatan ekonomi Indonesia, dan juga kemampuan daya beli masyarakat yang semakin meningkat di masa mendatang.
Dia mencontohkan, harga tiket kereta pada 1970 lalu berbeda dengan tarif kereta saat ini.
"Aakah harga tiket akan sama pada 2023 dengan 2090? Faisal Basri hitungnya sama, makanya hitungannya dia tidak akan satu abad tidak akan tercapai," kata dia.
Arya menyebut contoh lain seperti Jalan Tol Jakarta-Bogor yang sudah lunas. Hasilnya bisa digunakan pemerintah untuk membangun jalan tol di wilayah lain di luar Pulau Jawa.
"Jalan tol Jakarta-Bogor sudah lunas. Dulu pernah ribut-ribut, kalau sudah lunas dibikin gratis dong, dia lupa kalau masyarakat di luar Pulau Jawa juga ingin juga dong punya jalan tol seperti di sini," bebernya.
(YNA)