sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Revolusi Industri Inggris di Abad ke-17 Jadi Cikal Bakal Budaya Thrifting

Economics editor Tika Vidya/Litbang MPI
28/03/2023 15:31 WIB
Thrifting saat ini tengah ramai diperbincangkan usai Presiden Indonesia Joko Widodo melarang jual beli baju impor bekas atau thrifting.
Revolusi Industri Inggris di Abad ke-17 Jadi Cikal Bakal Budaya Thrifting. (Foto: MNC Media)
Revolusi Industri Inggris di Abad ke-17 Jadi Cikal Bakal Budaya Thrifting. (Foto: MNC Media)

Kemunculan Buffalo Exchange pada 1970 menjadikannya thrift shop yang sukses, dengan membuka cabang ke-17 di Amerika Serikat. Total cabang yang mereka punya mencapai 49 gerai. 

Pelanggan dapat melakukan transaksi beli ataupun jual. Apabila konsumen menjual barangnya, konsumen akan mendapat persenan dari hasil penjualan.

Pada 1990-an, penyanyi Kurt Cobain mempopulerkan style genre grunge dan menjadi panutan setiap bagi remaja saat itu. Dengan gayanya tersebut, Kurt Cobain bersama sang istri pun secara tidak langsung mempromosikan thrifting style, yakni gaya yang identik dengan jeans robek, kemeja flanel, dan beberapa lapis pakaian. 

Bahkan terkadang menggunakan kaos yang bolong-bolong. Jika sebelumnya membeli barang bekas karena faktor ekonomi, kini konsumen pergi ke toko barang bekas demi gaya berpakaian yang ingin ditonjolkan. Lama-kelamaan, hal ini menjadi gaya hidup.

Dunia transportasi dan teknologi yang semakin maju membuat peredaran barang bekas tidak hanya di satu negara saja, melainkan antarnegara. 

Halaman : 1 2 3 4 5
Advertisement
Advertisement