Melansir ussfeed.com, thrifting bahkan sudah ada sejak tahun 1760-an hingga 1840-an. Saat itu terjadi revolusi industri di Inggris pada abad ke-19 yang mengenalkan istilah mass production of clothing. Istilah tersebut mengubah pandangan masyarakat tentang dunia fashion.
Saat itu, harga pakaian sangat murah sehingga masyarakat mempunyai pemikiran bahwa pakaian merupakan barang yang sekali pakai alias disposable.
Hal tersebut mengarahkan masyarakat menjadi konsumtif, sehingga barang yang dibuang menjadi menumpuk. Barang bekas ini biasanya digunakan oleh para imigran.
Pada rentang waktu yang sama, 1760-1840, Salvation Army menjadi NGO pertama yang memfokuskan barang yang tidak terpakai sebagai bentuk donasi.
Namun, meskipun thrifting untuk pertama kalinya muncul di Inggris, thrifting malah besar di Amerika. Hal itu terjadi karena pada tahun 1920 terjadi Great Depression, krisis besar-besaran di Amerika.