Selain itu, kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya juga menyumbang inflasi cukup besar, yakni 1,24 persen dengan andil 0,08 persen. Sementara kelompok kesehatan turut menyumbang inflasi 0,13 persen meski andilnya relatif kecil.
"Komoditas yang juga memberikan andil inflasi adalah emas perhiasan, dengan andil inflasi 0,08 persen. Sigaret Kretek Mesin (SKM), biaya kuliah, dan Sigaret Kretek Tangan (SKT)," kata dia.
Habibullah menambahkan, sebanyak 24 provinsi mengalami inflasi, sementara 14 provinsi lainnya mencatat deflasi. Secara nasional, inflasi tertinggi terjadi di Provinsi Riau, sedangkan deflasi terdalam tercatat di Papua Selatan.
Riau mencatat inflasi tertinggi sebesar 1,11 persen, disusul Bengkulu 0,97 persen, Papua Barat 0,97 persen, serta Sumatera Barat 0,85 persen. Inflasi di provinsi-provinsi tersebut terutama dipengaruhi oleh kenaikan harga pangan bergejolak.