Meidy Katrin mengatakan sebanyak 27 unit pabrik dengan lebih dari 27 badan telah mengolah biji nikel dari pirometalurgi hingga hidrobnetalurgi untuk mengalihahkan sejumlah inovasi.
“Saaat ini uuga kita punya pabrik pengolahan biji nikel kadar rendah, yang mengubah nikel sulfat teknologi c ke vaterai katoda. Jadi sebentar lagi Indonesia punya produk yang namanya baterai katoda saat ini sudah ada di Morowali dan Maluku Utara,” tambahnya.
“Dengan berdirinya beberapa pabrik ini, kami sangat suprise-ya dan kami yakin bagaimana agar optimalisasi pengolahan nikel biji rendah kini. Kami optimis sudah mulai ter-optimalisasi bikin nikel rendah dan kami support dukungan kepada pemerintah, Bagaimana pengolahan nikel betul-betul berdaya guna bermanfaat untuk rakyat Indonesia,” tandasnya. (TYO)