"Kita juga ingin seperti itu, ingin menjadi negara maju. Melihat yang gagal dan melihat yang berhasil, kenapa gagal dan kenapa berhasil. Dan kita harapkan Indonesia Emas betul-betul terjadi di 2045 yang akan datang," kata Presiden.
Jokowi juga menjelaskan upaya Indonesia yang telah meningkatkan nilai tambah dan penerimaan negara melalui industri seperti nikel dan Freeport, yang kini mayoritas sahamnya dimiliki oleh Indonesia.
"Jangan ada bayangan di sini Freeport itu (milik) Amerika, sudah Indonesia. Sebentar lagi akan kita tambah menjadi 61 persen, dan pendapatan Freeport 70 persen masuk ke negara, 70 persen. Begitu nai lagi menjadi 61 persen nantinya, 80 persen akan masuk ke negara," jelasnya.
Lebih lanjut, Presiden menyoroti tantangan yang dihadapi oleh Indonesia, termasuk disrupsi teknologi, rivalitas geopolitik, perubahan iklim, dan potensi krisis ekonomi global. Namun, Presiden menyatakan optimisme bahwa dengan konsistensi, ketahanan politik, dan komitmen terhadap inovasi, Indonesia dapat mencapai tujuannya.
"Saya menaruh harapan besar kepada generasi muda kepada mahasiswa Buddhis Indonesia pada himpunan mahasiswa yang berorientasi kepada kebangsaan, yang selalu menjaga persatuan, yang selalu menjaga Pancasila, yang selalu menjaga NKRI, karena itu adalah kunci kekompakkan ini akan membawa negara kita melompat menjadi negara maju," pungkasnya.
(SLF)