Sementara itu, Yudo Anggoro dari SBM-ITB mengungkapkan alasan utama mengapa ASEAN berpeluang mengembangkan Biofuel sebagai alternatif yang berkelanjutan untuk mendukung transisi energi di ASEAN.
Produksi biofuel, yang bergantung pada bahan baku seperti tebu, kelapa sawit, dan berbagai biji minyak, menurutnya memiliki potensi yang sangat besar untuk merangsang pembangunan pertanian dan memberdayakan ekonomi pedesaan.
"Di Indonesia dan negara-negara ASEAN lainnya, dimana pertanian memainkan peran penting dalam perekonomian, pengembangan biofuel menciptakan peluang baru bagi petani dan berkontribusi pada kesejahteraan masyarakat pedesaan serta mempercepat pengentasan kemiskinan," jelasnya.
Dari sudut pandang ekonomi, pengembangan sektor biofuel dan rantai pasok terkait memiliki potensi yang sangat besar untuk menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang kuat dan menciptakan banyak kesempatan kerja.
"Investasi dalam infrastruktur produksi biofuel, penelitian dan pengembangan, dan manufaktur membuka jalan bagi industri yang berkembang. Saat sektor ini berkembang, hal itu menciptakan peluang kerja di seluruh rantai nilai, mulai dari pertanian dan pemrosesan hingga distribusi dan ritel," paparnya.