sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

RI Impor KRL Bekas dari Jepang, Stafsus Erick Thohir Beri Penjelasan 

Economics editor Suparjo Ramalan
07/03/2023 11:34 WIB
Kereta Commuter Indonesia (KCI) berencana untuk melakukan impor 10 Kereta Rel Listrik (KRL Commuter Line) bekas dari Jepang.
RI Impor KRL Bekas dari Jepang, Stafsus Erick Thohir  Beri Penjelasan. (Foto: MNC Media)
RI Impor KRL Bekas dari Jepang, Stafsus Erick Thohir Beri Penjelasan. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Kereta Commuter Indonesia (KCI) berencana untuk melakukan impor 10 Kereta Rel Listrik (KRL Commuter Line) bekas dari Jepang. Kereta-kereta tersebut akan digunakan untuk KRL milik KCI yang sudah pensiun di 2023 dan 2024. 

Mengenai hal tersebut Staf Khusus Menteri BUMN, Arya Sinulingga, memberikan penjelasan, mengenai Industri Kereta Api (Persero) atau INKA belum siap memasok jumlah kereta sesuai kebutuhan yang diminta KCI. Perkaranya, produksi gerbong transportasi massal itu membutuhkan waktu lama. 

"INKA gak siap untuk produksi dalam negeri, bukan harganya mahal," ungkap Arya saat ditemui di Bandung, ditulis Selasa (7/3/2/2023). 

Kementerian BUMN sebagai pemegang saham PT Kereta Api Indonesia (Persero) dan PT KCI menilai impor perlu dilakukan dengan pertimbangan kebutuhan kereta yang mendesak saat ini. 

Sementara, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) sebagai pemberi izin impor memandang produksi kereta di dalam negeri masih bisa memenuhi kebutuhan KRL Commuter Line untuk KCI.

Arya mengaku pemerintah dilema lantaran kebutuhan layanan perjalanan bagi masyarakat sangat tinggi. Sementara, INKA sebagai BUMN penyedia jasa layanan transportasi kereta api membutuhkan waktu hingga 3 tahun untuk bisa mensuplai permintaan KCI. 

KCI sendiri baru mengajukan kebutuhan KRL kepada INKA, manakala perusahaan akan mempensiunkan 10 rangkaian KRL pada 2023 dan 16 rangkaian KRL pada 2024. 

"Saat ini INKA, sesuai kebutuhan sekarang gak bisa memenuhi, sementara KCI butuh, kemenperin apakah kita nunggu INKA sampe mampu? Atau kita impor? Delemanya, kita serahkan ke Kemenperin, semenatra kebutuhan kita gerbon itu naik," kata dia. 

(SLF)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement