Ini karena AS merupakan pemasok valuta asing terbesar, yang menyumbang surplus perdagangan sebesar USD16,8 miliar pada 2024. Mitra dagang bilateral terbesar Indonesia pada 2024 adalah AS yang memberikan surplus USD16,8 miliar kepada Indonesia.
Untuk memperkuat neraca perdagangan pasca-keputusan Trump, negosiasi perdagangan menurut Anindya dapat dilakukan secara lebih selektif. Dia menyebut, fokus bisa dilakukan kepada industri padat karya terdampak secara vertikal, hulu hingga hilir.
Selain itu, Indonesia perlu membuka pasar baru selain Asia Pasifik dan ASEAN, yakni pasar Asia Tengah, Turki, dan Eropa, sampai Afrika dan Amerika Latin.
"Dampak negatif kebijakan Presiden Trump perlu dihitung dengan cermat. Penurunan ekspor alas kaki, pakaian, dan produk elektronik Indonesia ke AS akan berdampak pada ketenagakerjaan," kata Anindya.
(Fiki Ariyanti)