IDXChannel - Industri keramik menjadi salah satu sektor unggulan nasional yang memiliki potensi besar karena berbasis sumber daya alam lokal serta memiliki struktur keterkaitan dan kedalaman industri yang kuat.
Dengan kapasitas produksi sebesar 625 juta meter persegi per tahun, Indonesia saat ini berada di posisi lima besar produsen keramik dunia.
"Kami optimistis, dengan dukungan investasi dan kebijakan yang tepat, Indonesia akan mampu naik menjadi empat besar dunia dalam waktu dekat,” ujar Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil (IKFT) Kemenperin, Taufiek Bawazier dalam acara The 32nd World Ceramic Tiles Forum (WCTF) 2025 di Yogyakarta, dikutip Rabu (12/11/2025).
Produk keramik Indonesia telah diekspor ke berbagai negara dengan nilai ekspor mencapai USD31 juta pada periode Januari–Agustus 2025 (sekitar Rp518,3 miliar asumsi kurs Rp16.718 per USD).
Kinerja industri keramik juga menunjukkan pertumbuhan yang positif. Pada triwulan II- 2025, sektor semen, keramik, dan pengolahan bahan galian nonlogam tumbuh 10,07 persen (y-on-y), menjadi salah satu subsektor dengan kinerja terbaik di sektor manufaktur nonmigas.
Sepanjang 2020–2024, total realisasi investasi di sektor keramik mencapai Rp20,3 triliun dengan penyerapan tenaga kerja sebanyak 10.000 orang. Saat ini, total nilai investasi sektor keramik telah mencapai Rp224 triliun, yang turut menyerap sekitar 40.000 tenaga kerja di berbagai segmen rantai produksi.
“Prospek industri keramik nasional ke depan masih sangat menjanjikan. Peningkatan pembangunan infrastruktur, properti, dan konstruksi menjadi faktor pendorong utama. Apalagi tingkat konsumsi keramik kita masih sekitar 2,2 meter persegi per kapita lebih rendah dari negara tetangga seperti Malaysia dan Thailand. Artinya, ruang pertumbuhan pasar domestik masih sangat luas,” kata dia.
Selain memperkuat kapasitas produksi, pemerintah juga mendorong transformasi teknologi di sektor keramik melalui adopsi digital printing dan digital glazing agar mampu menghasilkan produk berukuran besar dengan presisi tinggi dan memenuhi standar mutu internasional.
Untuk memperkuat iklim investasi, Kemenperin juga menyiapkan sejumlah kawasan industri strategis di wilayah Batang, Kendal, dan Semarang, yang memiliki lokasi dekat pelabuhan utama, jaringan jalan tol, serta infrastruktur gas yang memadai. Kawasan-kawasan tersebut juga menawarkan berbagai insentif fiskal dan nonfiskal bagi investor domestik maupun asing.
“Pemerintah terus memberikan dukungan terhadap peningkatan daya saing industri keramik melalui kebijakan fiskal dan nonfiskal, efisiensi energi, serta penerapan Standar Industri Hijau. Langkah ini sejalan dengan target pencapaian industri net-zero emission pada tahun 2050,” kata Taufiek.
(NIA DEVIYANA)