IDXChannel - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan pemerintah akan melakukan optimalisasi dan meningkatkan produksi dalam negeri khusunya di bidang infrastruktur TIK (teknologi, informasi, dan komunikasi) pada pendidikan.
Dan salah satu produk lokal TIK yang sedang dikembangkan adalah laptop Merah Putih.
"Pemerintah berupaya mempersiapkan riset dalam negeri untuk meningkatkan kandungan TKDN agar dapat memproduksi laptop Merah Putih mulai dari desain hingga pengembangannya," ungkap Luhut dalam konferensi pers virtual, Kamis (22/7/2021).
Luhut menyampaikan di era pandemi Indonesia tidak boleh terlalu bergantung kepada negara lain dan harus mulai memproduksi sendiri dan bangga dengan hasil karya anak bangsa yang hebat.
"Pada akhirnya kita harus produksi sendiri saja, jadi tidak perlu dan mesti impor-impor lagi. Sekarang dengan keadaan di masa pandemi ini kita bisa melihat betapa selama ini banyak selagi bergantung kepada negara lain, bergantung keluar. Dengan ini kita harus menggeser dengan banyak memproduksi dalam negeri," kata Luhut melalui konferensi virtual, Kamis (22/7/2021)
Luhut menuturkan Indonesia akan bisa dan mampu untuk mengambil langkah produktif dan mengurangi beberapa hal yang dianggap konsumtif dalam membeli dan mengekspor barang ari produk luar.
"Kalau kita lihat, laptop kini ada yang diproduksi dalam negeri, yang dibuat ITB, ITS, dan UGM, bekerja sama dengan industri TIK dalam negeri untuk membentu konsorsium, membuat produk tablet dan laptop merah putih dengan merek Dikti Edu," jelasnya
Adapun pengembangan laptop merah putih itu juga melibatkan produsen laptop dalam negeri seperti PT. Zyrexindo Mandiri Buana Tbk. (ZYRX).
Di samping itu, dirinya menyampaikan pemerintah berupaya memperkuat kemampuan riset dalam negeri untuk mendorong pembuatan laptop dengan tingkat kandungan dalam negeri atau TKDN.
"Saya kira elok kalau ini sudah mulai bisa diluncurkan karena dengan jumlah pembelian tadi peningkatan penggunaan produk Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam negeri pada bidang pendidikan senilai Rp17 triliun selama beberapa tahun, saya kira sudah bisa dibangun industri sendiri,” ungkapnya.
(IND)