Sehingga dapat melihat apakah smartwatch dan sejenisnya benar-benar dapat memainkan peran penting tidak hanya dalam deteksi, tetapi juga melacak efek jangka panjang dari COVID-19.
"Kami ingin melakukan pekerjaan yang lebih baik dalam mengumpulkan gejala jangka panjang sehingga kami dapat membandingkan perubahan fisiologis yang kami lihat dengan gejala yang sebenarnya dialami peserta," tutur Dr. Radin.
"Jadi ini benar-benar studi pendahuluan yang membuka banyak studi lain di masa depan." pungkasnya. (NDA)