"Faktor pertama yang menyebabkan penurunan (GMV Indonesia) adalah dampak ekonomi yang diberikan oleh pandemi. Ada stagnasi atau kejenuhan dari sistem penjualan online karena sebagian besar ekonomi masyarakat belum sepenuhnya pulih," tutur Tauhid.
Sementara faktor kedua adalah persaingan yang ketat dan gugurnya startup. Tauhid menilai banyaknya pelaku ekonomi digital memang memudahkan dan memberikan pilihan yang beragam bagi masyarakat.
Namun, mekanisme pasar akan bekerja untuk melakukan seleksi terhadap perusahaan tersebut.
"Ujung-ujungnya, produk yang paling efisien, paling murah dan produknya berkualitas adalah yang dikenal oleh publik. Apalagi jika produk yang ditawarkan memang sesuai dengan kebutuhan harian masyarakat, itu yang akan bertahan," ungkap Tauhid.
Tauhid menjelaskan, faktor kedua semakin diperparah dengan adanya arus modal keluar (capital outflow) karena inflasi dan kenaikan suku bunga di beberapa negara. Tauhid menilai startup sedang dalam masa musim dingin, dimana mereka kesulitan untuk mendapatkan pendanaan.