BOJ telah menaikkan suku bunga minggu lalu dan mengisyaratkan kenaikan lebih lanjut tahun ini, dengan perubahan sikap agresif yang tak terduga menjadi beban utama di pasar Jepang.
Kemudian, impor China secara keseluruhan melampaui ekspektasi, yang menunjukkan beberapa ketahanan dalam konsumsi domestik.
"Namun, neraca perdagangan negara itu menyusut lebih dari yang diharapkan, karena ekspor terpukul oleh tarif perdagangan Eropa baru-baru ini pada kendaraan listrik China. Tarif saat ini berpotensi berdampak pada permintaan komoditas Tiongkok," terang Ibrahim.
Sementara itu, Bank Indonesia (BI) mengatakan posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Juli 2024 tercatat sebesar USD145,4 miliar, meningkat dibandingkan dengan posisi pada akhir Juni 2024 sebesar USD140,2 miliar. Kenaikan posisi cadangan devisa ini terutama dipengaruhi oleh penerbitan sukuk global pemerintah serta penerimaan pajak dan jasa.
Posisi cadangan devisa pada akhir Juli 2024 setara dengan pembiayaan 6,5 bulan impor atau 6,3 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar tiga bulan impor.