Hasil dari pembangunan-pembangunan tersebut, menjadikan biaya logistik mengalami penurunan menjadi 14 persen di 2023 yang sebelumnya 24 persen. Selain itu, daya saing Indonesia juga terkerek dari sebelumnya di posisi 34 menjadi 27 di 2024.
Dan Indonesia mampu memperkuat persatuan lantaran akses lebih merata dan berkeadilan. Peringkat Indonesia itu bahkan mengalahkan Inggris yang berada di peringkat 28, Malaysia yang berada di peringkat 34, Jepang yang di angka 38, Filipina di angka 52 dan Turki di 53.
Dikutip dari catatan IMD, peringkat daya saingnya didongkrak tinggi efisiensi bisnis (14), efisiensi pemerintah (23), dan performa ekonomi (24).
Berdasarkan data diatas, mata uang rupiah untuk perdagangan berikutnya diprediksi bergerak fluktuatif, namun kembali ditutup menguat di rentang Rp15.640 - Rp15.720 per dolar AS.
(Selfie Miftahul Jannah)