IDXChannel - Nilai tukar rupiah masih bertengger di level Rp16 ribu per USD sehingga membawa dampak ke industri properti di tanah air.
Senior Research Advisor Knight Frank Indonesia, Syarifah Syaukat menilai, pelemahan rupiah akan memberikan trickling down effect terhadap pertumbuhan sektor properti. Mulai dari peningkatan harga bahan baku impor hingga penurunan daya beli masyarakat, yang sebagian besar dari end user, khususnya untuk sektor residensial.
"Peningkatan harga rumah/apartemen, mungkin saja terjadi, mengingat penyesuaian harga bahan baku yang tidak dapat dihindari," ujarnya Kamis (2/5/2024).
Menurutnya dengan harga bahan baku yang meningkat dan daya beli masyarakat yang mengalami pelemahan, besar kemungkinan para pengembang akan menahan untuk meluncurkan produk-produk baru. Mereka akan lebih fokus lebih dahulu untuk menjual unit-unit yang ada.
"Dengan kondisi ini, diperkirakan pengembang akan focus menjual unit eksistingnya dan terus berupaya melakukan penyesuaian di tengah tantangan ini, sambil menunggu dinamika pertumbuhan ekonomi," sambungnya.