IDXChannel - Nilai tukar rupiah kembali melemah sebesar 11 poin le level Rp14.836 per dolar Amerika Serikat (USD) dalam perdagangan sore ini. Pelemahan itu karena reaksi negatif pasar terhadap kenaikan suku bunga The Fed.
Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Piter Abdullah, mengatakan pelemahan rupiah mungkin tidak akan lansung berdampak pada pertumbuhan ekonomi, tetapi faktor-faktor yang mendorong pelemahan itu bisa berdampak.
"Aliran modal terhenti atau bahkan sebagian keluar, terjadi pengetatan likuiditas di pasar global. Kondisi ini akan mengundang respons kenaikan suku bunga juga di dalam negeri, likuiditas di domestik juga akan ketat, suku bunga kredit naik, investasi dan konsumsi tertahan. Artinya pertumbuhan ekonomi juga akan tertahan," jelasnya kepada MPI, Senin (20/9/2022).
Namun, dia menyampaikan perekonomian Indonesia juga sedang beranjak pulih di tengah meredanya pandemi, jadi akan ada tarik menarik. "Ada yang mendorong kenaikan pertumbuhan ada yang menahan. Tapi kenaikan suku bunga Itu sifatnya menahan pertumbuhan ekonomi," ungkapnya.
Sementara itu Direktur Center of Economic and Law Studies (CELIOS), Bhima Yudhistira menyampaikan beberapa dampak yang akan ditimbulkan dari melemahnya nilai tukar rupiah. Berikut beberapa dampak yang disampaikan oleh Bhima: