Meski tak dipungkiri, kekhawatiran pasar terhadap potensi resesi kian mengemuka setelah Federal Reserve mengerek suku bunga acuan di kisaran 3,00-3,25%. Dolar yang dianggap sebagai salah satu aset safe-haven mendapat permintaan yang cukup besar, sehingga membuat aneka mata-uang di negara-negara berkembang mengalami tekanan.
The Fed, dengan sinyal hawkish-nya, mengisyarakan kenaikan suku bunga hingga 4,6% pada tahun depan. Hal ini semakin membebani ekonomi dunia bahwa tren suku bunga bakal mendorong AS ke dalam perlambatan pertumbuhan. (NIA)