IDXChannel - Nilai tukar (kurs) rupiah hari ini ditutup melemah 54 poin ke level Rp14.391 dibandingkan sebelumnya di level Rp14.337. Pelemahan rupiah hari ini dibayangi sentimen konflik Rusia-Ukraina.
Pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi mengatakan, dolar menguat terhadap mata uang lainnya pada hari ini, setelah Ukraina mengumumkan keadaan darurat dan Rusia mengirim pasukan ke Ukraina timur.
"Separatis di Donbass Ukraina (Donbas) meminta bantuan Rusia dalam memukul mundur "agresi" pada hari Rabu. Ukraina menanggapi dengan mengumumkan wajib militer dan keadaan darurat," ungkap Ibrahim dalam risetnya, Kamis (24/2/2022).
Selain itu, keadaan darurat telah diumumkan di Ukraina, dan Rusia mulai mengevakuasi kedutaan besarnya di ibu kota Ukraina, Kyiv. Barat bereaksi dengan menjatuhkan sanksi terhadap Rusia, dengan AS bergabung dengan Jerman dalam memberikan sanksi pada pipa gas Nord Stream 2 yang menghubungkan Jerman dan Rusia.
Pihak Barat pada gilirannya menanggapi dengan menjatuhkan sanksi terhadap Rusia. AS bergabung dengan sanksi Jerman pada pipa gas Nord Stream 2 yang menghubungkan Jerman dan Rusia.
Uni Eropa memasukkan daftar hitam anggota parlemen Rusia dengan membekukan aset mereka dan melarang perjalanan. Saham global jatuh setelah Presiden Rusia Vladimir Putin memberikan lampu hijau untuk operasi militer di Ukraina timur pada hari sebelumnya.
Di Asia Pasifik, Bank of Korea mempertahankan suku bunganya tidak berubah pada 1,25% karena menurunkan keputusan kebijakannya pada hari sebelumnya.
Dari sentimen domestik, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan realisasi Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) pada bulan Januari mengalami surplus sebesar Rp28,9 triliun atau melonjak sekitar 163,5 persen dibandingkan tahun lalu yang mengalami defisit sebesar Rp45,5 triliun.
Surplus APBN ini didorong oleh penerimaan pajak yang mencapai 59,39 persen atau secara tahunan menjadi Rp109,1 triliun, dibandingkan pada tahun lalu yaitu sebesar Rp69,45 triliun.
Jika dirincikan untuk PPh non migas telah dikumpulkan sebesar Rp61,14 triliun atau naik sangat tinggi yaitu 56,7 persen dibandingkan tahun lalu penerimaan pajak non migas mengalami kontraksi sebesar 15,7 persen.
Adapun PPN dan PPnBM, lanjutnya, kontribusi terhadap kegiatan ekonomi mengalami pertumbuhan sangat tinggi yaitu mencapai 45,86 persen atau terkumpul sebesar Rp38,43 triliun. Di mana pada tahun lalu PPN dan PPnBM mengalami kontraksi 14,8 persen.
Lebih lanjut pihaknya mengklaim kenaikan yang luar biasa tinggi dari penerimaan pajak tentu sesuatu yang harus disyukuri, akan tetapi disisi lain juga harus mewaspadai karena kenaikan ini tentu tidak terus menerus akan berlangsung.
Dalam perdagangan sore ini, Rupiah ditutup melemah. Sedangkan untuk perdagangan besok, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuasi namun ditutup melemah direntang Rp14.370 - Rp14.420. (TIA)