Direktur Jenderal Perumahan Iwan Suprijanto mengatakan Sarhunta yang dibangun Kementerian PUPR memiliki beberapa karakteristik yang membedakan dengan hunian masyarakat lainnya.
“Ciri khas elemen fisik dapat dilihat dari pembangunan atap tradisional Jawa Kerakyatan dengan bumbungan kalpataru, ada teras homestay, pintu dan jendela dengan motif kawung dan pigura bata ekspose, kamar tidur dengan bata ekspose dan fasilitas penginapan yang memadai, kamar mandi standar yang bersih serta adanya pot atau gentong untuk cuci tangan,” ucap Iwan.
Kehadiran Sarhunta, lanjut di Iwan, diharapkan dapat mendorong perekonomian masyarakat di sekitar Candi Borobudur serta meningkatkan kualitas hunian.
Salah satu penerima manfaat Sarhunta Candi Borobudur Suripto mengatakan kehadiran Sarhunta mampu meningkatkan kualitas hunian, mendorong perekonomian masyarakat, sekaligus mendukung sektor pariwisata yang ada di Borobudur.
“Pada masa liburan Lebaran kemarin banyak wisatawan yang memilih menginap di Sarhunta ketimbang di hotel. Pada perayaan Waisak tahun ini pun Sarhunta yang dikelola langsung oleh masyarakat juga sudah penuh terisi sehingga mendorong geliat perekonomian dan pariwisata di Magelang,” ucapnya.