Selain itu Prof Wiku menambahkan ada beberapa hal yang diperhatikan dalam penyediaan alat testing. Dimana dia meminta agar produsen melakukan monitoring dan evaluasi kualitas testing kit setelah digunakan oleh masyarakat secara berkala.
“Ini yang diawasi oleh institusi kesehatan seperti Kementerian Kesehatan untuk PCR, dan Dinas Kesehatan setempat untuk rapid antigen agar dipastikan tetap baik akurasinya selama digunakan di masyarakat,” ungkapnya.
Dia juga menekankan pentingnya transparansi dari produsen maupun institusi kesehatan yang bertanggung jawab dalam menyampaikan hasil monitoring dan evaluasi alat tes yang telah digunakan kepada publik secara berkala.
“Masyarakat pun harus memahami bahwa pemberlakuan alternatif syarat perjalanan yaitu PCR atau antigen serta protokol kesehatan selama perjalanan untuk mobilitas jarak jauh dalam negeri adalah bentuk hati-hatian pemerintah, mengingat dibutuhkan akurasi tinggi untuk menghasilkan hasil diagnostik yang tepat,” jelasnya. (NDA)