sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Sedot Investasi Rp141 Triliun, KEK Kendal Dikembangkan Seluas 1.200 Ha

Economics editor Iqbal Dwi Purnama
27/02/2025 20:55 WIB
Kawasan Industri Kendal tengah dalam tahap pengembangan Fase 2 dan ditargetkan beroperasi pada 2026.
Sedot Investasi Rp141 Triliun, KEK Kendal Dikembangkan Seluas 1.200 Ha (foto web kek.go.id)
Sedot Investasi Rp141 Triliun, KEK Kendal Dikembangkan Seluas 1.200 Ha (foto web kek.go.id)

IDXChannel - Kawasan Industri Kendal tengah dalam tahap pengembangan Fase 2. Targetnya pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) seluas 1.200 hektare (ha) tersebut mulai beroperasi pada 2026. 

Direktur Eksekutif Kawasan Industri Kendal, Juliani Kusumaningrum mengatakan, pengembangan KEK Kendal Fase 2 ini karena meningkatnya permintaan kawasan industri, baik dari perusahaan dalam negeri maupun perusahaan asing terkait rencana ekspansi maupun pembangunan industri baru. 

Saat ini, KEK Kendal Fase 1 sudah terisi 90 persen dari total kawasan 1.000 hektare. Sehingga terdapat permintaan dari pelaku usaha untuk pengembangan industri di KEK Kendal.

"Kalau Fase 1 seluas 1.000 hektare sudah terisi 90 persen. Tahap 2 tahun ini sedang kita kembangkan, sudah ada (industri) yang masuk (kawasan Fase 2) untuk 2026 dan 2027," ujar Juliani dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (27/2/2025).

Juliani menambahkan, pengembangan KEK Kendal seluas 1.200 hektare ini nantinya tidak hanya dibangun kawasan industri saja, tapi juga disediakan lahan untuk pengembangan kawasan hunian, area komersial, hingga pembangunan ritel.

Dia melaporkan, hingga saat ini sebanyak 124 industri mengisi Kawasan Industri Kendal. Porsi tersebut 36 persen merupakan industri asal China, 26 persen industri asal Indonesia, dan 21 persen industri asal Hong Kong. Sedangkan sisanya porsi kecil dari beberapa negara di kawasan Asia.

Adapun total investasi yang telah berhasil diserap sejak 2016 sampai saat ini sebesar Rp141 triliun. Jumlah tersebut telah terealisasi Rp86 triliun. Angka ini akan bertambah hingga Rp141 triliun seiring peningkatan kapasitas produksi pabrik sendiri.

"Nilai investasinya hingga saat ini Rp141 triliun, yang sudah realisasi Rp86 triliun. Angka ini bergeser karena investor ketika masuk ke Indonesia perlu konstruksi, comissioning. Di sini produksi tidak langsung 100 persen, akan bertambah tergantung demand," tutur Juliani.

Perang Dagang AS vs China Bawa Berkah

Sementara itu, Kepala Administrator KEK Kendal, Tjertja Karja Adil sebelumnya mengaku, perang dagang antara Amerika dan China membawa berkah bagi pertumbuhan industri di Indonesia. 

Sebab saat ini, beberapa pabrikan China memilih untuk merelokasi pabriknya ke Indonesia, terutama di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).

Di samping itu, pemerintah juga memberikan sederet insentif fiskal hingga janji kemudahan perizinan untuk melancarkan pengembangan sektor industri di kawasan ekonomi khusus. 

Insentif pajak tersebut, seperti pemberian tax holiday atau tax allowance selama 20 tahun tergantung nilai investasi yang dilakukan pelaku usaha.

"Kita dapat blessing lah setelah Trump naik, perang dagang AS-China memanas banyak pabrik China relokasi di Indonesia. Mereka produksi barang di Indonesia, dapat label made in Indonesia, baru dikirim ke Amerika," kata  Tjertja.

(Fiki Ariyanti)

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement