Lalu, investment banking oleh SMV dan dan himpunan bank milik negara (Himbara), terutama fokus pada pendanaan untuk proyek infrastruktur dan proyek lain yang bersifat jangka panjang.
“Ada kegiatan yang berbasis investasi manajemen, itu lebih kepada bagaimana INA bisa bekerja lebih baik. Bagaimana kemudian Danantara bisa mengawal ini, sehingga kemudian sayap investasi yang selama ini dikelola INA itu bisa optimal kita lakukan,” kata dia.
Melalui tiga pilar tersebut, Muliaman optimistis BP Dananatara punya daya tawar tinggi bagi investor asing. Sehingga, harapan mendorong peningpersenn investasi di dalam negeri bisa dilakukan.
Dengan peleburan INA ke BP Danantara menjadikan dana kelolaan atau asset under management (AUM) berada di angka USD10,8 miliar. Jumlah ini baru tahap awal dan berasal dari INA.
Total asset under management (AUM) yang bakal dikelola BP Danantara USD982 miliar atau setara Rp15.584 triliun.
BP Danantara Lebih Besar dari Temasek, Punya Nilai Tawar Tinggi bagi Investor Asing
BP Danantara mengklaim cakupan bisnis yang dikelola akan jauh lebih besar dibandingkan badan usaha milik pemerintah Singapura, Temasek Holdings Limited.
Muliaman menuturkan, Temasek masih terbatas dalam mengonsolidasi aset-aset BUMN Singapura. Sementara itu, BP Danantara punya variasi produk yang jauh lebih luas.
“Jangka panjangnya kan tidak di-address oleh Temasek, apalagi Temasek juga sangat terbatas sekali mengonsolidasi aset-aset BUMN yang ada di Singapura,” ujar dia.
Dengan mencaplok BUMN, Indonesia Investment Authority, dan special mission vehicles, dia memastikan BP Danantara bisa mengonsolidasikan investment management, investment banking, dan asset management.