Lalu untuk Kota Semarang, hanya ada 9 orang yang positif sisa 3689 nya negatif sehingga positivity rate di bawah 1 persen tepatnya hanya 0,024 persen. Sedangkan untuk Kota Surakarta dan Kota Pekalongan, nihil yang positif sehingga positivity ratenya di angka 0,0 persen.
Menkes Budi menyebutkan, untuk DKI Jakarta memang sampel diambil di daerah yang kecamatannya zona merah dan kuning.
“Jakarta ini kita ambil di daerah-daerah yang kecamatannya merah dan kuning. Jadi memang yang daerahnya tinggi-tinggi dicek terus,” lanjutnya.
Ia kembali menegaskan, dari data yang ada angka positif menunjukkan angka yang kecil. Maka dari itu, tidak bisa disebut sebagai klaster penyebaran.
“Kita lihat, dari 22 sekolah ada 8 sekolah yang enggak ada sama sekali (hasil positif), yang lainnya jika ada pun angkanya kecil-kecil. Itu bukan klaster, karena klaster itu kita definisikan kalau penyebarannya terjadi di sekolah. Kalau 30 orang diswab, yang positif cuma satu, itu bukan klaster,” tutup Menkes Budi. (RAMA)