sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Sekolah Tatap Muka di AS Jadi Penyebab Kasus Covid-19 pada Anak Tinggi, Indonesia Perlu Waspada?

Economics editor Muhammad Sukardi
17/09/2021 17:18 WIB
Beberapa negara bagian di Amerika Serikat melaporkan kenaikan kasus Covid-19 pada anak akibat sekolah tatap muka.
Sekolah Tatap Muka di AS Jadi Penyebab Kasus Covid-19 pada Anak Tinggi (Ilustrasi)
Sekolah Tatap Muka di AS Jadi Penyebab Kasus Covid-19 pada Anak Tinggi (Ilustrasi)

IDXChannel - Beberapa negara bagian di Amerika Serikat seperti Georgia, Ohio, Pennsylvania, New Jersey, dan Michigan, melaporkan kenaikan kasus Covid-19 pada anak akibat sekolah tatap muka.

Departemen Kesehatan Masyarakat Georgina sendiri mengungkapkan terjadi kenaikan kasus Covid-19 pada anak hingga 60%, sejak sekolah dibuka kembali 2 bulan lalu. Wilayah ini sendiri memiliki kasus baru harian mencapai 7.000 kasus dengan tingkat vaksinasi paling rendah se-AS.

Lalu, Ohio melaporkan peningkatan kasus sebesar 44% pada anak-anak sejak 15 Agustus 2021. Hal ini diketahui bukan hanya soal sekolah tatap muka, tetapi karena ada ketidakpatuhan pada sebagian masyarakat Ohio terhadap peraturan penggunaan masker.

Untuk Pennsylvania, kasus Covid-19 pada anak ada 10, semuanya adanya anak berusia sekolah. Angka ini meningkat dibandingkan saat penerapan sekolah daring atau belajar di rumah.

Bagaimana dengan Michigan? Wilayah ini melaporkan ada 344 kasus baru yang semuanya adalah anak-anak usia sekolah, dari total kasus 538 kasus. Soal vaksinasi, wilayah ini padahal sudah mencapai 51,3 persen.

New Jersey pun begitu. Wilayah ini melaporkan 133 kasus Covid-19 pada anak-anak. Data lengkapnya menerangkan bahwa tidak ada satu pun yang dirawat di rumah sakit. Hal ini karena hampir semua warga di sini sudah divaksinasi.

"Secara nasional, American Association of Pediatrics merilis data yang menunjukkan bahwa kasus Covid-19 pada anak memang terjadi peningkatan hingga 240% dalam dua bulan terakhir dan ini ada hubungannya dengan sekolah tatap muka. Vaksinasi pada anak mungkin akan membantu mengatasi masalah ini," terang laporan Fox News, Jumat (17/9/2021).

Terkait dengan vaksinasi pada anak, Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) hingga saat ini belum merekomendasikan anak di bawah 12 tahun (tepatnya 5-11 tahun) untuk menerima vaksin Covid-19.

"Kami masih mengkajinya dan mungkin masih membutuhkan waktu berbulan-bulan lagi sampai rekomendasi itu keluar," kata mantan komisaris BPOM AS dan anggota dewan Pfizer dr Scott Gottlieb.

Bagaimana dengan Indonesia?

Ikatan Dokter Indonesia mendukung sekolah tatap muka, asal penerapan protokol kesehatan menjadi perhatian utama baik orangtua, pihak sekolah, maupun pihak lain yang terlibat dalam PTM.

Ketua Satuan Tugas Covid-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Profesor Zubairi Djoerban mengatakan, sudah 75 juta orang menerima vaksinasi dosis pertama hingga 15 September 2021. “Kondisi membaik, tetapi harus tetap waspada. Silahkan buka pesantren. Selama memenuhi prokes,” ujarnya belum lama ini.

Ia mengingatkan, orang dengan banyak komorbid atau penyakit penyerta justru semakin memerlukan vaksin. Vaksinasi hanya perlu ditunda selama kondisi tubuh belum memungkinkan.

"Silahkan konsultasi ke fasilitas kesehatan. Siapa yang belum vaksinasi, secepatnya daftar. Karena semakin mudah. Pada prinsipnya, dalam kondisi pandemi, yang terbaik adalah yang di dekat kita," tambah Prof Beri, sapaan akrabnya. (NDA)

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement