Posisi Semarang yang terbilang strategis dalam sektor industri juga menjadi salah satu daya tarik bagi para pencari properti. Hal ini mengingat terdapat beberapa kawasan industri dan pergudangan berskala cukup besar di Semarang dan kabupaten sekitarnya, dan mendorong para karyawan yang bekerja di kawasan industri menjadi target pasar potensial bagi sektor rumah tapak.
Rumah123 mengobservasi adanya kesinambungan korelasi tren permintaan properti sektor industri, permintaan rumah dan pergerakan tren Indeks Harga Rumah Seken di Semarang. Misalnya, pada April 2023, permintaan properti di sektor industri mencatatkan penurunan bulanan sebesar 42,3 persen, permintaan rumah pun turun 12,9 persen, dan pada periode itu indeks harga mencatatkan penurunan 0,8 persen secara bulanan.
Bulan Agustus 2023, tren permintaan berangsur mengalami peningkatan, dan permintaan properti di sektor industri mencatatkan pertumbuhan permintaan sebesar 10,7 persen, permintaan rumah juga naik sebesar 8 persen, dan harga rumah naik 2 persen secara bulanan. Setelah permintaan dan harga mengalami peningkatan, per April 2024, permintaan pada properti sektor industri sebesar 34,6 persen secara bulanan, sementara rumah tapak mengalami pertumbuhan 5,5 persen. Dan indeks harga bergerak tumbuh sebesar 0,9 persen.
Tren Harga Rumah Naik 1,8 Persen
Secara umum kenaikan harga rumah di 13 kota besar Indonesia sebesar 1,8 persen secara tahunan. Denpasar menjadi kota yang mengalami kenaikan harga tahunan tertinggi, sebesar 15,7 persen, diikuti Bogor (6,1 persen) dan Yogyakarta (5,3 persen).