Lukman menambahkan, tekanan pada Rupiah masih akan berkelanjutan selama perang dagang masih mengancam. Di samping itu, Bank Indonesia (BI) diperkirakan akan terus mengintervensi menjaga rupiah di bawah atau tidak jauh dari Rp17.000 per Dolar AS.
Sebelumnya, pasca pengumuman tarif impor baru dari Presiden AS Donald Trump pada Minggu (2/4/2025), BI menyampaikan, pihaknya terus memonitor perkembangan pasar keuangan global dan juga domestik. BI menjelaskan bahwa setelah pengumuman tersebut dan kemudian disusul oleh pengumuman retaliasi tarif oleh Tiongkok pada 4 April 2025, pasar bergerak dinamis.
Selain itu, BI juga tetap berkomitmen untuk menjaga kestabilan nilai tukar rupiah, terutama melalui optimalisasi instrumen triple intervention (intervensi di pasar valas pada transaksi spot dan DNDF, serta SBN di pasar sekunder) dalam rangka memastikan kecukupan likuiditas valas untuk kebutuhan perbankan dan dunia usaha serta menjaga keyakinan pelaku pasar.
(Nur Ichsan Yuniarto)