"Kebijakan seharusnya bersifat afirmasi yang sifatnya untuk menurunkan tingkat kemiskinan dan membuat masyarakat bisa lebih sejahtera. Tapi, selama ini banyak kelompok yang memotong subsidi tersebut, yaitu orang kaya dan spekulan," ujar Hamid.
Mereka, dikatakan Hamid, dengan leluasa bisa membeli puluhan tabung dan dioplos kembali untuk dijual kepada industri dan sebagainya.
Praktik ini dalam pandangan Hamid tentu sangat merugikan karena menggunakan uang pajak dari masyarakat untuk kebutuhan yang tidak seharusnya.
"Bisa jadi masyarakat yang membutuhkan justru tidak memperolehnya," ujar Hamid.
Karena itulah, Hamid berharap, penjualan LPG 3 Kg langsung oleh pangkalan resmi Pertamina, bisa menjadikan subsidi tepat sasaran.
Selain mencegah orang kaya membeli gas melon, kebijakan tersebut juga bisa mencegah para spekulan. Dengan demikian, hanya masyarakat yang memang berhak, yang bisa mendapatkannya.