sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Siap-Siap Liburan ke Korea, Inflasi Negeri Ginseng ‘Sideways’ 5 Persen

Economics editor Maulina Ulfa - Riset
30/12/2022 11:35 WIB
Melihat mulai melandainya inflasi, negeri Ginseng sepertinya bisa menjadi pilihan yang tepat untuk menghabiskan liburan akhir tahun.
Siap-Siap Liburan ke Korea, Inflasi Negeri Ginseng ‘Sideways’ 5 Persen. (Ilustrasi)
Siap-Siap Liburan ke Korea, Inflasi Negeri Ginseng ‘Sideways’ 5 Persen. (Ilustrasi)

Prospek Ekonomi Korsel dan Asia Tahun Depan

Produk Domestik Bruto (PDB) Korea Selatan bernilai USD1,79 triliun pada tahun 2021, menurut data resmi dari Bank Dunia. Nilai PDB Korea Selatan ini mewakili 0,81% dari ekonomi dunia.

Adapun pertumbuhan PDB negeri Ginseng pada September tahun ini hanya mencapai 2,6%, turun dari 4,1% tahun sebelumnya. Sementara proyeksi tahun depan GDP Korea Selatan diproyeksi hanya mencapai 2,3% hingga 1,5%, menurun dari performa tahun ini.

Sebagai negara ekonomi utama di Asia setelah China dan Jepang, kondisi ekonomi Korea yang lesu tentu bukan pertanda baik. Di tengah ancaman resesi di tahun depan, kesehatan ekonomi Korea menjadi indicator penting buat ekonomi dunia, khususnya kawasan Asia.

Menurut kajian Asia Development Bank (ADB), tiga hambatan utama terus menghambat pemulihan di negara ekonomi utama di Asia di antaranya adalah kebijakan lockdown di China, invasi Rusia ke Ukraina, dan perlambatan pertumbuhan ekonomi global.

Prakiraan pertumbuhan untuk kawasan ini direvisi turun dari 4,3% menjadi 4,2% pada tahun 2022 dan dari 4,9% menjadi 4,6% pada tahun 2023.

Prakiraan inflasi regional direvisi sedikit turun untuk tahun 2022 dari 4,5% menjadi 4,4%. Namun proyeksi untuk tahun depan ditingkatkan dari sebelumnya 4,0% menjadi 4,2%.

Bahkan dengan prospek yang memburuk, Asia yang sedang berkembang akan tumbuh lebih besar dari kawasan lain dan mengalami inflasi lebih sedikit daripada kawasan lain di belahan dunia.

Merujuk pada data inflasi bulanan, sebanyak 22 dari 28 negara dengan ekonomi berkembang Asia, disebut ADB telah melalui puncak, termasuk di negara ekonomi terbesar Asia seperti China, India, Indonesia, Republik Korea, dan Taiwan.

Namun meskipun inflasi terus menunjukkan pendinginan baru-baru ini, angkanya masih cukup tinggi dibandingkan dengan level pra pandemi.

Gangguan rantai pasok global juga perlu dicermati lebih lanjut dan guncangan harga mungkin masih akan terjadi, sehingga diperlukan kewaspadaan bagi para pembuat kebijakan untuk menghadapi 2023. (ADF)

Halaman : 1 2 Lihat Semua
Advertisement
Advertisement