"Jika disrupsi rantai pasokan ini berlanjut, beberapa produsen senjata utama mungkin akan membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk memenuhi permintaan senjata baru akibat perang Ukraina,” tambahnya.
Industri senjata di 2021
Fokus utama laporan terbaru SIPRI sejatinya terletak pada pola industri pada tahun 2021. Mereka menemukan bahwa masalah rantai pasokan akibat pandemi tampaknya telah memperlambat pertumbuhan.
"Kalau masalah rantai pasokan yang terus-menerus ini tidak ada, kita mungkin akan melihat pertumbuhan penjualan senjata yang lebih besar pada tahun 2021,” kata Lucie Beraud-Sudreau, Direktur Program Belanja Militer dan Produksi Senjata SIPRI.
"Perusahaan senjata besar dan kecil mengaku bahwa penjualan mereka terpengaruh sepanjang tahun. Beberapa perusahaan, seperti Airbus dan General Dynamics juga melaporkan kelangkaan tenaga kerja,” tambahnya.
Berikut potret industri senjata dunia yang dilaporkan SIPRI.
Amerika Utara
Amerika Serikat mendominasi daftar top 100 pemasok senjata di dunia, dengan 40 perusahaan senjata berbasis di sana. Nilai penjualan mereka juga lebih dari separuh penjualan global, yaitu USD299 miliar dari total global USD592 miliar. Sejak tahun 2018, lima perusahaan teratas dalam daftar top 100 berbasis di Amerika Serikat.
Amerika Utara jadi satu-satunya kawasan yang mengalami penurunan penjualan senjata jika dibandingkan pada tahun 2020. Penurunan real-terms sebesar 0.8% itu sebagian disebabkan oleh tingginya inflasi AS selama tahun 2021.
Eropa
Di tahun 2021, 27 dari 100 pemasok senjata top dunia berkantor pusat di Eropa. Kawasan ini mengalami peningkatan penjualan senjata sebesar 4,2 persen dibandingkan tahun 2020, dengan total nilai penjualan USD123 miliar.
Periode tersebut jadi tahun yang menguntungkan bagi pembuat kapal, tapi tidak bagi pabrik pesawat, kata SIPRI.
"Sebagian besar perusahaan Eropa yang memiliki spesialisasi dalam kedirgantaraan militer melaporkan kerugian pada tahun 2021. Mereka menyalahkan adanya diruspi rantai pasokan,” kata Lorenzo Scarazzato, seorang peneliti dari SIPRI.
"Tapi pembuat kapal Eropa tampaknya tidak terlalu terpengaruh oleh dampak pandemi. Mereka mampu meningkatkan penjualan di tahun 2021,” tambahnya.
Rheinmetall (peringkat ke-31) tetap menjadi perusahaan senjata terbesar di Jerman, dengan nilai penjualan senjata sebesar USD4,5 miliar. Namun, penjualan senjata perusahaan tersebut turun sebesar 1,7 persen di 2021 akibat pandemi dan disrupsi rantai pasokan.