Asia
Nilai penjualan senjata dari 21 perusahaan di Asia dan Oseania yang termasuk dalam top 100 mencapai USD136 miliar pada tahun 2021. Angka ini meningkat 5,8 persen dibandingkan tahun 2020.
Delapan perusahaan senjata Cina dalam daftar tersebut memiliki total penjualan senjata sebesar USD109 miliar, meningkat sebesar 6,3 persen. Termasuk di dalamnya CSSC Cina, yang kini menjadi pembuat kapal militer terbesar di dunia, dengan nilai penjualan senjata sebesar USD11,1 miliar.
Penjualan senjata dari empat perusahaan Korea Selatan dalam daftar top 100 tumbuh sebesar 3,6 persen dibandingkan tahun 2020, yaitu USD7,2 miliar. Termasuk di dalamnya konglomerat lintas sektor Hanwha, yang mengalami kenaikan penjualan sebesar 7,6 persen. Perusahan ini diperkirakan akan melihat peningkatan penjualan lebih lanjut setelah munculnya kesepakatan senjata besar dengan Polandia akibat invasi Rusia ke Ukraina.
Tahun ini juga menjadi yang pertama bagi satu perusahaan Taiwan, NCSIST, yang punya spesialisasi dalam rudal dan elektronik militer, masuk dalam daftar top 100, dengan penjualan senjata sebesar USD2 miliar.
Rusia dan Timur Tengah
Enam perusahaan Rusia termasuk dalam daftar top 100 di tahun 2021 dengan nilai penjualan mencapai USD17,8 miliar. Angka ini meningkat 0,4 persen dari tahun 2020. SIPRI mencatat pada periode menjelang invasi Rusia ke Ukraina, ada tanda-tanda stagnasi meluas di seluruh industri senjata Rusia.
Sementara lima perusahaan yang berbasis di Timur Tengah menghasilkan USD15 miliar penjualan senjata tahun 2021. Angka ini meningkat 6,5persen dibandingkan tahun 2020, dan merupakan laju pertumbuhan tercepat dari semua kawasan dalam daftar top 100.
(DKH)