sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Sisi Lain Gemerlap Piala Dunia di Qatar, Masalah Buruh Migran hingga Dampak Emisi

Economics editor Maulina Ulfa - Riset
22/11/2022 15:07 WIB
Qatar tercatat menghabiskan sekitar USD220 miliar untuk infrastruktur penunjang Piala Dunia 2022.
Sisi Lain Gemerlap Piala Dunia di Qatar, Masalah Buruh Migran hingga Dampak Emisi. (Foto: MNC Media)
Sisi Lain Gemerlap Piala Dunia di Qatar, Masalah Buruh Migran hingga Dampak Emisi. (Foto: MNC Media)

Upaya Sportwashing hingga Penyumbang Emisi Besar

Qatar juga dikecam karena menggunakan turnamen itu untuk “Sportswashing” catatan pelanggaran hak asasi manusianya.

Sportswashing adalah istilah yang menggambarkan upaya pemerintah yang represif menggunakan acara olahraga bergengsi untuk memoles reputasi internasional mereka.

Pada tahun lalu, istilah tersebut telah digunakan untuk menggambarkan China sebagai tuan rumah Olimpiade Musim Dingin 2022 hingga keputusan Arab Saudi untuk mendanai liga golf profesional pemula.

Selama beberapa dekade, Qatar telah dikritik oleh aktivis HAM karena undang-undang yang membatasi hak-hak perempuan dan LBGTQ. Khususnya untuk ketentuan dalam hukum pidana negara yang mengkriminalisasi hubungan seksual antara sesama jenis.

Qatar juga memiliki catatan buruk dalam hal kebebasan berekspresi. Hukum pidana negara itu mengkriminalisasi pidato yang mengkritik emir, menghujat Islam, atau menyebarkan hoaks.

Rezim Qatar juga menargetkan jurnalis independen yang melakukan perjalanan ke negara itu untuk melaporkan kondisi kerja buruh migran.

Otoritas setempat juga telah memberlakukan pembatasan besar-besaran pada jurnalis yang meliput Piala Dunia.

Terkait emisi karbon, FIFA juga berjanji turnamen tahun ini bakal menjadi Piala Dunia netral karbon pertama dalam sejarah kompetisi tersebut.

Namun, kenyataan tak seindah ucapan Gianni Infantino, sang presiden FIFA.

Turnamen tahun ini akan dimainkan di delapan tempat terpisah di sekitar Qatar. Di antaranya enam stadion yang baru dibangun, satu stadion yang sudah ada, dan satu tempat “sementara” yang akan didekonstruksi dan diubah fungsinya setelah Piala Dunia berakhir.

Untuk menghitung total jejak karbon, para ilmuwan iklim menyebutkan harus mengikutkan total emisi yang terkait dengan pembangunan semua stadion, kemudian membagi angka tersebut dengan umur rata-rata setiap stadion.

“Emisinya mencapai sekitar 5 megaton atau 5 juta ton emisi dihasilkan dan itu perkiraan yang cukup konservatif," kata Gilles Dufrasne, peneliti iklim Carbon Market Watch, dikutip Vox.com (22/11).

Jumlah ini bahkan lebih besar dari seluruh emisi yang dihasilkan negara Uruguay yakni sekitar 4,7 megaton karbon pada tahun 2019. (ADF)

Halaman : 1 2 Lihat Semua
Advertisement
Advertisement