sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

SKK Migas Luncurkan Empat Fitur Baru IOC untuk Pacu Transformasi Digital

Economics editor Febrina Ratna
08/11/2023 23:00 WIB
SKK Migas terus memacu transformasi digital dengan meningkatkan fitur-fitur pada integrated operation center (IOC) demi mendorong operasi produksi dan lifting.
SKK Migas Luncurkan Empat Fitur Baru IOC untuk Pacu Transformasi Digital. (Foto: Dok. SKK Migas)
SKK Migas Luncurkan Empat Fitur Baru IOC untuk Pacu Transformasi Digital. (Foto: Dok. SKK Migas)

IDXChannel - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) terus memacu transformasi digital dengan meningkatkan fitur-fitur pada integrated operation center (IOC). Pada ajang IOC Forum ke-4 tahun 2023, SKK Migas meluncurkan 4 fitur baru dalam aplikasi tersebut.

Fitur tersebut meliputi well performance monitoring (WPM), early warning system (EWS) mobile, pengembangan PIMS KKKS, serta monitoring air surveillance. Hal itu sebagai upaya mendorong implementasi digital pada kegiatan pengelolaan operasi produksi dan lifting secara masif.

Selain itu, upaya tersebut diharapkan mampu meningkatkan efisiensi, efektivitas, dan kinerja yang lebih baik dalam pengelolaan industri hulu migas. Adapun, kegiatan IOC Forum 2023 dibuka oleh Wakil Kepala SKK Migas Nanang Abdul Manaf.

Pada acara tersebut, turut mendampingi Deputi Eksploitasi Wahju Wibowo, Kepala Divisi Produksi dan Pemeliharaan Fasilitas Bambang Prayoga, General Manager PHE ONWJ Muhamad Arifin dan Direktur Utama Saka Indonesia Pangkah Ltd (SIPL) Medy Kurniawan

“Sebagai contoh keberhasilan dari implementasi digital di industri hulu migas adalah menjadi lebih mudah dimonitor jika ada sumur mati hari ini dan bisa dideteksi secara online dan realtime. Monitoring kehandalan fasilitas sangat challenging, seperti ONWJ di develop tahun 70an. Memang industri hulu migas menghadapi masalah realibility karena sebagian fasilitasnya sudah tua, oleh karenanya implementasi digital diharapkan bisa menjadi solusi atas hal ini”, kata Nanang dalam keterangan tertulis, Rabu (8/11/2023).

Nanang menambahkan banyak indikator yang menunjukkan kegiatan seperti IOC memberikan impact terhadap kinerja industri hulu migas. Dia mencontohkah Amerika Serikat (AS) yang pada 2016 mengalami surplus minyak dengan adanya penemuan shale oil.

Melalui teknologi tersebut, AS bisa mengeskstrak minyak dari sourcenya dengan teknologi fracking langsung ke sumbernya. “Dampaknya adalah produksi minyak di USA melompat dari 5 juta barel oil per day (BOPD) menjadi 15 juta per hari, dan hari ini telah menjadi produsen minyak terbesar di dunia,” katanya.

“Melalui kegiatan seperti ini, saya mengharapkan akan muncul teknologi dan metode apapun yang langsung berdampak terhadap performance industri hulu migas nasional. Bagaimana bisa menjadi solusi terhadap masalah realibility, natural decline, membutuhkan dukungan dari aspek teknologi digital,” imbuhnya

Selain aspek peningkatan keandalan operasional,  Nanang menyampaikan jika implementasi digital melalui peningkatan fitur-fitur di IOC diharapkan juga dapat memberikan dampak pada efisiensi biaya, mengurangi waktu pekerjaan, yang pada akhirnya meningkatkan optimalisasi kinerja produksi migas nasional.

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement