"Jika produksi gas melebihi kebutuhan dalam negeri, sehingga sebagian diekspor memperkuat devisa negara. Namun untuk minyak kebutuhan dalam negeri sebagian masih harus dipenuhi dari impor karena produksi dalam negeri masih kurang," ungkapnya.
Pada kesempatan yang sama, Gubernur Lemhannas Andi Widjajanto menyebut bahwa minyak dunia adalah hal yang tidak bisa dikendalikan harga dan volatilitasnya, tidak ada yang bisa menahan dan menentukan harga minyak dunia.
“Tidak satu negara pun bahkan negara yang tergabung dalam OPEC tidak bisa menentukan dan menetapkan harga. Ditambah ancaman terhadap pasokan energi seperti sabotase, aksi peretasan melalui ransomware dan lainnya turut memberikan ketidakpastian terhadap keamanan minyak bagi suatu negara. Serangan ransomware ke Pertamina hingga saat ini terus terjadi," ujar Andi.
Andi mengatakan batu bara menjadi penyelamat Indonesia saat krisis energi di saat negara kita harus meningkatkan anggaran untuk impor minyak yang produksinya masih di bawah kebutuhan.
"Namun seiring komitmen terhadap energi bersih, maka ke depan batu bara menjadi tidak bisa diandalkan," ujarnya.
(FRI)