sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Soal 1.126 Buruh Yihong Novatex Kena PHK, Ini Respons Kemenperin

Economics editor Ferdi Rantung
09/04/2025 14:14 WIB
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) buka suara tekait kasus 1.126 karyawan PT Yihong Novatex yang terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
Soal 1.126 Buruh Yihong Novatex Kena PHK, Ini Respons Kemenperin. (Foto: MNC Media)
Soal 1.126 Buruh Yihong Novatex Kena PHK, Ini Respons Kemenperin. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) buka suara tekait kasus 1.126 karyawan PT Yihong Novatex yang terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Kemenperin mendorong agar masalah internal perusahaan dapat diselesiakan terlebih dahulu.  

Juru Bicara Kementerian Perindustrian Febri Hendri menilai masalah yang terjadi pada Yihong Novatex murni internal perushaan. Menurutnya hal itu dapat diselesaikan karena sudah ada koridor hukumnya.

"Berdasarkan informasi sementara masalah hubungan industrial antara industri dan pekerja. Nah, hal itu kan sebenarnya sudah ada koridor hukumnya," katanya di kantor Kemenperin, Jakarta, Kamis (10/4/2025).

Febri berharap agar pelaku usaha dan pekerja dapat menjaga kondisi industri agar tetap kondusif. Hal ini diperlukan untuk menghadapi situasi ekonomi global yang masih bergejolak.

"Kami mengajak baik industri maupun pekerja industri untuk tetap bersama-sama menjaga agar industri manufaktur ini masih tetap kondusif dalam menghadapi situasi ekonomi global yang sedang bergejolak saat ini," ujarnya.

Sebagai informasi, PT Yihong Novatex dikabarkan memberhentikan 1.126 pekerja termasuk jajaran HRD secara tiba-tiba. PHK tersebut diklaim sebagai dampak dari aksi mogok kerja buruh.

Adapun penyebab aksi mogok itu sebagai solidaritas atas beberapa karyawan yang telah habis masa kerjanya dan tidak diperpanjang kontraknya. Aksi mogok itu menyebabkan pabrik menghentikan operasional. 

Selain itu, aksi mogok itu juga disebut-sebut membuat mitra bisnis PT Yinhong Novatex membatalkan sejumlah pesanan karena pengiriman yang terganggu. Permasalahan ini akhirnya berujung pada PHK massal terhadap 1.126 karyawan.

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement