IDXChannel - Pengamat penerbangan Alvin Lie menilai bahwa permintaan Presiden Jokowi yang menginginkan adanya penambahan pesawat sebagai langkah dalam mengatasi harga tiket pesawat yang mahal merupakan hal yang sulit dilakukan oleh maskapai penerbangan.
"Pengadaan pesawat ini tidak speerti kita beli motor, hari ini beli motor minggu depan sudah bisa dipakai," katanya kepada MNC Portal, Kamis (18/8/2022)
Alvin mengatakan bahwa saat ini dunia penerbangan belum pulih kembali seperti sebelum pandemi.
Dirinya mengatakan saat ini jumlah pesawat penerbangan yang digunakan sebagi transportasi hanya 350 pesawat. Jumlah tersebut turun dari angka sebelumnya di kisaran 600-an jumlah pesawat.
Lebih lanjut, dirinya mengatakan dalam menghidupkan kembali pesawat membutuhkan biaya yang tidak sedikit.
"Karena menghidupkan pesawat itu juga butuh ratusan juta rupiah per pesawatnya, kemudian ketika pesawat diaktifkan, berarti juga harus mengaktifkan kembali pilot yang lama," katanya.
Dalam mengaktifkan Pilot kembali pun, Alvin mengatakan perlu adanya pelatihan lagi bagi pilot untuk penyegaran setelah lama tidak terbang.
"Dan untuk mengaktifkan pilot membutuhkan biaya sekitar Rp200 juta dan itu bukan dana yang sedikit," katanya.
Selain hal tersebut, dirinya menilai bahwa dalam pengadaan pesawat juga harus dilihat rute mana saja, potensi pasar dan sebagainya.
Karena hal itu nantinya akan berpengaruh terhadap jenis pesawat apa yang akan digunakan, frekuensi penerbangan berapa kali dalam sehari.
"Itu kan harus dihitung semua, terlebih lagi dalam pengadaan pesawat bukan hanya pesawatnya, tetapi suku cadang, pilot yang harus di pikiran," katanya.
Terlebih lagi jika maskapai tersebut harus menjual harga tiket di bawah biaya produksi.
"Ini bukan berarti pesawat ditambah, penerbangan ditambah, kemudian harga bisa turun. Kita lihat kondisi sekarang saja Garuda masih rugi, siap tidak jika kerugiannya makin bertambah," pungkasnya.