Dia menyebut bahwa hal itu memang agak sedikit berbeda, tetapi keduanya menggambarkan pergerakan harganya.
"Jadi pak Marwan, ini juga sempat kemarin dibawa di Paripurna oleh PKS dan juga di Banggar, jadi kami merasa perlu untuk menjelaskan. Jadi kalau membandingkan antara PDB riil pertumbuhannya tidak dibandingkan dengan inflasi, kalau mau menggunakan inflasi kita membandingkannya dengan nominal," sambung Sri.
PDB nominal harganya menggunakan deflator. Sehingga, 5,5% inflasi dibandingkan dengan ukuran PDB secara nominal, kenaikan PDB nominal itu 15,4%.
"Jadi, nett-nya masih untung pak, kalau pakai istilah untung rugi tadi masih untung atau masih ada positifnya, terlebih di lapangan masyarakat ada merasa PDB-nya naik, tapi saya nggak merasakan atau kemiskinan yang sifatnya struktural. Memotong kemiskinan antar generasi itulah yang sebetulnya kita coba," pungkas Sri.
(SLF)