Namun, hingga kuartal III tahun 2022 pemerintah memprediksi momentum pemulihan ekonomi Indonesia masih kuat. Maski begitu, kebijakan ekonomi di tahun 2023 di desain secara rensponsif, fleksibel tapi tetap hati-hati, terukur, dan prudent untuk menghadapi situasi ketidakpastian global yang mungkin datang.
“Jadi momentum Indonesia pemulihannya lagi kuat, sementara seluruh dunia lagi melemah. Tapi nanti yang kalau seluruh dunia melemah ini pasti akan dragging, akan menjadi down side risk untuk kita sendiri. Sehingga tahun depan banyak ketidakpastian,” kata Sri.
Di sisi lain, climate change menjadi tantangan selanjutnya yang perlu mendapatkan perhatian. Menurut dia, ekonomi harus tetap tumbuh terutama bagi negara-negara emerging. Aspirasinya adalah untuk menjadikan Indonesia sebagai high income country, melalui kebijakan yang disebut green economy.
“There is what you call Green economy. Makanya sekarang temanya adalah gimana meng-green kan, menghijaukan. Basically adalah you can do your activity, economic activity, social activity, tapi with less carbon emission,” ungkapnya.
Sebagai penutup, dia berpesan kepada para mahasiswa dalam forum tersebut untuk terus mempelajari berbagai langkah ekonomi yang sesuai untuk tetap menjaga momentum pertumbuhan ekonomi ke depan, namun dengan emisi CO2 yang rendah.