IDXChannel - Pemerintah memiliki komitmen untuk menurunkan emisi karbon sebanyak 29 persen. Salah satunya dengan memperbanyak pembangkit listrik energi baru terbarukan (EBT), tetapi hal ini tidak mudah terutama bagi PT PLN (Persero).
Menurut Sri Mulyani, pengurangan emisi karbon hanya bisa dilakukan apabila pembangkit listrik beralis ke energi terbarukan. Dengan demikian hal ini menjadi tantangan bagi PLN.
"Transisi ini tidak mudah bagi PLN. Terutama sebagai perusahaan monopoli di bidang kelistrikan di Indonesia," ujar Sri Muyani dalam video virtual, Jakarta, Jumat (11/6/2021)
Kata dia, Indonesia memiliki komitmen mencapai porsi energi terbarukan sebesar 23 persen pada 2025. Kebutuhan tersebut bisa menyulitkan PLN dari sisi biaya pembangkit listrik energi terbarukan.
"Itu merupakan suatu komitmen yang memiliki konsekuensi keuangan luar biasa bagi PLN. Apalagi kalau kita lihat hari ini dalam kondisi Covid-19, di mana permintaan terhadap listrik menurun," imbuhnya.