sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Sri Mulyani Jadi Menkeu Lagi, Bakal Berdampak ke Pasar Obligasi RI?

Economics editor Anggie Ariesta
22/10/2024 16:22 WIB
Kembalinya Sri Mulyani sebagai Menteri Keuangan dinilai akan memberi dampak positif bagi Indonesia.
Sri Mulyani Jadi Menkeu Lagi, Bakal Berdampak ke Pasar Obligasi RI? (foto anggie)
Sri Mulyani Jadi Menkeu Lagi, Bakal Berdampak ke Pasar Obligasi RI? (foto anggie)

IDXChannel - Sri Mulyani Indrawati kembali menjadi Menteri Keuangan periode 2024-2029 di bawah kepemimpinan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Lalu apa dampaknya ke pasar obligasi Indonesia?

Head of Fixed Income BNI Sekuritas, Amir Dalimunthe mengatakan, kembalinya Sri Mulyani sebagai Menteri Keuangan membawa kabar baik.

Menurutnya, hal ini seharusnya memberikan dampak positif karena Sri Mulyani sudah terbukti mampu membawa Indonesia melewati dua krisis dengan baik.

“Dan rasanya beliau juga very capable untuk bisa melanjutkan amanah sebagai Menteri Keuangan terutama di fase-fase awal dari pemerintahan baru ini,” kata Amir dalam Media Session BNI Sekuritas di Jakarta, Selasa (22/10/2024).

Seiring dengan hal itu, BNI Sekuritas mengungkakan, tiga faktor besar yang memengaruhi pasar obligasi 2025, di antaranya kondisi geopolitik, kebijakan fiskal, kebijakan bank sentral, baik di dalam maupun luar negeri.

Selain tiga faktor utama ini, Amir menyebut, arah kebijakan suku bunga Federal Reserve juga memberikan dampak terhadap pasar obligasi RI. Sepanjang 2024, The Fed telah beberapa kali melakukan penyesuaian terhadap proyeksi jangka panjang suku bunganya.

“Ini menimbulkan dampak yang luar biasa juga sebetulnya di yield government bonds Amerika dan pada akhirnya ini akan berdampak ke pasar RI,” ujar Amir.

Tak hanya itu, Amir menjelaskan, US treasury sering dijadikan tolok ukur bagi sebagian besar instrumen keuangan global, sehingga pergerakan di AS pasti memengaruhi pasar keuangan di Indonesia. 

Kemudian faktor lainnya yang perlu diperhatikan adalah global risk appetite atau seberapa besar keinginan investor di seluruh dunia untuk mengambil risiko dalam berinvestasi.

Amir mengatakan, saat ini, hal tersebut masih rendah karena tingginya ketidakpastian global. Hal ini memengaruhi kepercayaan investor untuk berinvestasi di aset berisiko tinggi yang menawarkan imbal hasil lebih besar.

Dampaknya, arus investasi global, baik ke pasar saham maupun pasar obligasi di Indonesia akan terpengaruh. Namun Amir menyebut, kali ini fokusnya lebih pada pasar obligasi RI. 

Lebih jauh kata Amir, 2025 akan menjadi tahun penting karena investor global akan mengevaluasi gaya kepemimpinan pemerintahan baru yang dipimpin oleh Presiden Prabowo, khususnya terkait strategi pembiayaan yang diambil oleh pemerintah.

“Karena mengingat target yang ingin dicapai oleh Prabowo bukan target yang mudah, tapi memang target yang dibutuhkan untuk bangsa ini bisa tumbuh lebih bagus ke depannya,” kata Amir.

(Fiki Ariyanti)

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement