Namun, respons negara-negara terhadap kebijakan tarif resiprokal AS bervariasi, mulai dari negosiasi bilateral hingga retaliasi tarif. Dia juga menyesalkan peranan World Trade Organization (WTO) sebagai tempat negosiasi sengketa dagang antarnegara yang secara de facto tidak berjalan.
"Dinamika proses ini menggambarkan dunia akan terus dibayangi ketidakpastian akibat persaingan dan perang ekonomi, perang dagang, perang keuangan dan bahkan perang militer antar negara," katanya.
Secara forward-looking, seluruh dunia mengalami revisi ke bawah untuk proyeksi pertumbuhan ekonomi 2025 dan 2026. IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi global 2025 hanya pada level 2,8 persen (0,5 persen lebih lemah dari proyeksi sebelumnya) dan 3 persen untuk 2026 (0,3 persen lebih rendah).
Negara-negara yang sangat bergantung pada ekspor ke AS mengalami pukulan mendalam, seperti Meksiko (dipangkas 1,7 persen), Thailand (1,1 persen), Vietnam (0,9 persen), dan Filipina (0,6 persen).