"Jadi satu desa bisa dapat Rp100-150 juta waktu itu dan salah satunya yang dapat itu, Desa Nglanggeran ini," jelas Luky.
Dia mengatakan, keberhasilan desa Nglanggeran ini dimajukan pada sektor agrowisata berupa kebun pertanian Kakao atau cokelat, yang memiliki potensi ekspor ke internasional.
Terlebih desa yang dimaksud Luky itu bahkan memiliki potensi wisata dengan sektor bisnis home stay yang menawarkan paket liburan dengan pengalaman kehidupan selayaknya warga desa disana.
"Jadi Desa Nglanggeran ini punya kombinasi antara dari segi pertanian agriculture, kakao yg telah mendunia. Di mana kita sendiri yang memberdayakan industri kakao tadi mulai dari pertanian, tetapi juga bisa menjadi desa wisata yang bisa kita gali," katanya.
Diketahui, pemerintah melalui Kementerian Keuangan berencana menggelontorkan dana desa sebesar Rp70 triliun untuk 75.259 desa di 434 kabupaten atau kota di Indonesia. Kemenkeu mencanangkan setiap desa akan mendapatlkan Rp943,34 juta.
Desa Nglanggeran tercatat memiliki pendapatan daerah pada 2023 senilai Rp2,3 triliun, mayoritas terdiri dari dana desa Rp946,92 miliar, dan alokasi dana desa Rp620,64 miliar. Berdasarkan data DJPK Kemenkeu, pendapatan asli Desa Nglanggeran senilai Rp33,31 juta.
Sementara dana Bagi Hasil Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (BH-PDRD) Rp140,38 miliar, Bantuan Keuangan Provinsi Rp100 miliar, Bantuan Keuangan Kabupaten atau Kota Rp289,92 miliar, dan lain-lain Rp5,5 juta.
(FAY)