"Ini memberikan harapan baru bahwa di 2023, setidaknya di semester II, akan ada kombinasi yang lebih positif, yaitu menurunnya inflasi atau harga yang stabil, juga pemulihan yang menguat, sementara tekanan harga akan semakin berkurang," kata Sri.
Tak hanya itu saja, kebijakan fiskal juga akan terus berperan penting untuk mendukung proses pemulihannya.
"Konsolidasi fiskal kita sebenarnya sangat-sangat kredibel, dan juga sudah disampaikan. APBN di 2022 sudah defisitnya berada di bawah 3%, dan kita akan terus mempertahankan dukungan fiskal secara selektif, fleksibel, dan bertarget," pungkas Sri.
(SAN)