Selain itu, pemerintah akan menggunakan instrumen belanja pusat dan darah untuk bisa mendukung program prioritas nasional. Dari sisi pembiayaan, akumulasi dana abadi pendidikan akan terus dikelola sebagai warisan untuk generasi mendatang.
Belanja kementerian lembaga yang mencapai Rp 993 triliun tahun depan akan difokuskan pada berbagai program nasional, yaitu untuk SDM dan belanja infrastruktur yang masih menjadi prioritas nasional.
“Instruksi bapak presiden untuk menyelesaikan proyek. Jadi jangan sampai ada proyek baru yang kemudian tidak selesai pada akhir tahun atau tahun 2024, dan untuk mendukung tahapan pemilu,” kata dia.
Lebih lanjut, Sri Mulyani memaparkan pemerintah tetap menganggarkan anggaran pendidikan sebesar 20%. Kemudian, anggaran kesehatan tidak akan ada lagi alokasi khusus pandemi Covid-19, namun anggaran kesehatan reguler akan naik dari Rp133 triliun menjadiRp 168,4 triliun.