Dengan adanya kenaikan inflasi tinggi di AS, keyakinan konsumen akan turun secara dramatis.
"Bahkan keyakinan konsumen di AS ini lebih rendah dibandingkan pada masa pandemi COVID-19 di awal 2020, menggambarkan betapa sangat gloomy atau pesimisnya konsumen di AS terhadap yang pertama, kenaikan-kenaikan harga yang menyebabkan inflasi tinggi dan kemungkinan terjadinya resesi," papar Sri.
Dia menyebutkan, ini merupakan kombinasi yang sangat tidak baik, sehingga menurunkan angka keyakinan konsumen secara sangat dramatis.
Bahkan, Sri mengatakan hampir seluruh pandangan dari para ekonom dan pembuat kebijakan terkait resesi di AS sekarang menjadi suatu kemungkinan atau posibilitas yang tidak terhindarkan.
"Dengan situasi ini, kita harus memusatkan level dan sumber risiko yang berasal dari volatilitas sektor keuangan akibat adjustment atau perubahan kebijakan yang terjadi karena adanya disrupsi supply dan inflasi yang kemudian harus distabilkan," tandas Sri.
(SAN)