IDXChannel - Menteri Keuangan Sri Mulayani mengungkapkan, wanita adalah golongan yang paling banyak terkena dampak dari resesi ekonomi.
Pada tahun 2019, indeks gender Sustainable Development Goals (SDG) menemukan dalam 11 tahun lagi hingga 2030, 40% anak perempuan dan perempuan dunia sebagian besar tinggal di negara-negara yang belum tercapai kesetaraan gender. Tidak ada satu negara pun di dunia yang telah mencapai titik terakhir dalam kesetaraan gender karena banyak masalah yang kompleks.
Sri Mulyani menjelaskan selama pandemi covid-19, kesetaraan gender sebagai bagian integral dari tujuan pembangunan berkelanjutan, masih belum merata. Isu ini perlu ditangani terutama saat ini dunia menghadapi situasi yang lebih menantang diantaranya pandemi dan perubahan iklim, sehingga diperlukan kebijakan yang dapat membawa ke arah kemajuan.
“Indeks ketimpangan gender Indonesia, secara konsisten menurun dari tahun 2015 hingga 2019 dari 0,466 pada tahun 2015 menjadi 0,421 pada tahun 2019. Dengan tren penurunan ini, tetap terlihat indeks ini masih tinggi, kesenjangan juga masih terlihat di banyak aspek baik itu di sektor kesehatan, pendidikan dan juga dalam pengeluaran per kapita. Ketimpangan antara perempuan dan laki-laki juga semakin terlihat akibat covid-19, sebagaimana juga dinyatakan dalam situasi global seperti yang disebutkan sebelumnya, wanita khususnya juga lebih banyak terpapar dalam resesi besar,” jelas Menkeu dalam siaran pers, di Jakarta, Rabu (16/6/2021).
Kebijakan yang peka gender dan mendukung partisipasi angkatan kerja perempuan telah menjadi bagian penting dari komitmen Pemerintah Indonesia. Ini tergambar dari beberapa undang-undang dan juga penyelarasan agenda pembangunan nasional dengan tujuan pembangunan berkelanjutan.