Pada kelompok perlakuan, mereka mendapatkan terapi standar ditambahkan stem cell mesenkimal dosis 1 juta sel/kg Berat Badan. Sementara itu, kelompok kontrol mendapatkan terapi standar dan plasebo. Studi ini dikerjakan secara double-blind, randomized clinical trial, dan multisenter.
Ada kriteria khusus subjek penelitian dalam studi ini. Pertama adalah pasien Covid-19 terintubasi (klinis dan radiologis), lalu swab PCR dinyatakan positif SAR-CoV2 yang mana sampel diambil dari nasofaring atau bronchoalveolar lavage.
"Yang terpenting, subjek penelitian ini masuk ke dalam derajat kritis dengan PaO2 atau FiO2 lebih rendah dari 300 mmHg dan didukung oleh ventilator, serta mengalami syok seperti syok septik (hipotesi persisten setelah resusitasi cairan) dan membutuhkan vasopressor untuk mempertahankan mean arterial pressure (MAP) lebih dari 65 mmHg dan serum laktat lebih dari 2 mmol/L," papar Prof Islamil.
Terdapat kriteria inklusi pada penelitian stem cell untuk pasien Covid-19 kondisi kritis ini yaitu usia 18 hingga 95 tahun, RT-PCR (+), leukopenia dan Limfopenia dari Darah Perifer dan Diff Count, gambaran Pneumonia pada X-Ray atau Ground glass Opacity pada CT-Scan Thorax, dan keluarga pasien menyetujuinya.
"Ada yang tidak disarankan melakukan terapi ini yaitu bagi keluarga pasien menolak, pasien kondisi hamil, memiliki riwayat keganasan, dan sedang dalam proses uji klinis penelitian lain dalam 3 bulan terakhir," tambah Prof Ismail.