Andrew Pollard, direktur Oxford Vaccine Group sekaligus kepala studi penelitian tersebut mengungkapkan hasil temuan studi ini memberikan pilihan penting bagi pembuat kebijakan atau pemerintah di banyak negara di mana vaksin jenis inactivated sudah digunakan.
Selain dikombinasikan bersama vaksin jenis mRNA seperti Pfizer yang dirancang untuk mengajarkan tubuh bagaimana membuat antibodi terhadap infeksi melalui sinyal kimia. Dari penelitian yang sama juga memperlihatkan jika penggunaan dosis ketiga CoronaVac sebagai vaksin booster juga terlihat berhasil meningkatkan antibodi pada tubuh.
Meski jika dibandingkan, hasilnya tetap lebih baik ketika vaksin booster yang digunakan adalah vaksin yang berbeda dari dua dosis vaksinasi primer sebelumnya. (TIA)