sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Subsidi Kendaraan Listrik Jadi Polemik, Penjualan Mobil Hybrid Tetap Laris

Economics editor Maulina Ulfa - Riset
23/05/2023 17:22 WIB
Dalam riset terbaru Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), sebanyak 80,77% masyarakat menolak pemberian subsidi kendaraan listrik.
Subsidi Kendaraan Listrik Jadi Polemik, Penjualan Mobil Hybrid Tetap Laris. (Foto: MNC Media)
Subsidi Kendaraan Listrik Jadi Polemik, Penjualan Mobil Hybrid Tetap Laris. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Dalam riset terbaru Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), sebanyak 80,77% masyarakat menolak pemberian subsidi kendaraan listrik.

Hal ini diungkapkan oleh Data Analyst Continuum Indef, Wahyu Tri Utomo yang melakukan survei melalui pendekatan big data berbasis media sosial Twitter periode 8-12 Mei 2023.

Selama periode itu, Indef menjaring 18.921 pembicaraan mengenai subsidi kendaraan listrik dari 15.139 akun Twitter.

"Kita menemukan bahwa 80,77% masyarakat di internet tak sepakat dengan subsidi kendaraan listrik atau mereka mengkritik kebijakan tersebut," kata Wahyu di kanal Youtube INDEF, Senin (22/5).

Seperti diketahui, pemerintah menggelontorkan bantuan pada setiap pembelian kendaraan listrik yang mencakup motor dan mobil listrik. Adapun subsidi motor listrik diberikan Rp 7 juta per unit. Sedangkan mobil listrik akan diberi insentif berupa pengenaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) hanya sebesar 1% per 1 April 2023.

Dalam beberapa waktu terakhir, Calon Presiden (Capres) yang diusung partai NasDem, Anies Baswedan, juga melontarkan kritik terkait kebijakan subsidi mobil listrik yang dianggap tidak tepat.

Subsidi ini disebut hanya akan menguntungkan orang kaya karena pemilik mobil listrik tergolong orang yang mampu dan tidak membutuhkan subsidi.

Penjualan Mobil Hybrid Tetap Moncer

Pasar Asia Tenggara tengah bersaing ketat dalam pengembangan kendaraan listrik. Survei Counterpoint Technology Market Research menemukan, Wuling Air EV adalah model terlaris di seluruh wilayah Asia Tenggara sepanjang 2022.

Wuling Air EV menjadi salah satu opsi kendaraan listrik paling terjangkau, termasuk di Indonesia.

Dari sisi grup otomotif, Vingroup memimpin penjualan di Asia Tenggara, diikuti oleh Wuling yang merupakan bagian dari grup SAIC-GM-Wuling dan Volvo yang merupakan anak perusahaan Geely Holdings.

Kendaraan listrik berbasis baterai (BEV) mewakili 64,6% dari total penjualan, sementara sisanya adalah penjualan kendaraan hybrid atau plug-in hybrid EVs (PHEV).

Thailand masih menjadi pemimpin manufaktur kendaraan listrik terbesar di Asia Tenggara.

Sementara posisi Indonesia dan Vietnam memiliki keunggulan dari sisi sumber daya mineral pembuat baterai kendaraan listrik dibandingkan negara lain di kawasan.

Tak hanya Indonesia, negara-negara Asia Tenggara telah menetapkan target kendaraan listrik yang tinggi dan banyak memberikan insentif untuk mempromosikan adopsi kendaraan listrik di kalangan konsumen. Hal ini dilakukan untuk menarik produsen kendaraan listrik mendirikan pabrik.

Di Indonesia, per April 2023, menurut data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), volume penjualan wholesale mobil listrik tipe hybrid (HEV) di pasar domestik mencapai 2.870 unit.

Jumlahnya bahkan meningkat 32% dibanding Maret 2023 secara bulanan dan melesat 1.327% secara year on year dibanding April tahun lalu.

Pada April 2023, tipe All New Kijang Innova Zenix Q Modellista menjadi yang terlaris dengan angka penjualan wholesale 874 unit. (Lihat grafik di bawah ini.)

 

Tercatat penjualan mobil hybrid ini menguat signifikan meski tanpa didukung insentif dari pemerintah. Ini menunjukkan bahwa antusias dan daya beli masyarakat masih cukup kuat meski tanpa bantuan subsidi. (ADF)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement