Berdasarkan data yang disampaikan oleh Wakil Ketua Umum Koordiantor IV Kadin Indonesia Carmelita Hartoto, China mengawali program hilirisasi pada tahun 1980-an. Saat itu dimulai dengan membangun pabrik pengolahan baja, alumina dan tembaga.
Kemudian, pada 1990-an di China mulai tumbuh industri manufaktur berbasis logam seperti otomotif dan teknologi tinggi.
Periode hilirisasi China berlanjut pada tahun 2000-an di mana perusahaan-perusahaan mulai ekspansi tambang serta pelabuhan yang diikuti pengembangan teknologi baterai. Kemudian di 2010, negara berpenduduk terbanyak di dunia itu melakukan transformasi sektor kendaraan listrik, energi ramah lingkungan dan ekspansi industri hilir hingga sekarang.
Menurut Carmelita yang juga Ketua Pokja Hilirisasi Minerba ini, China terbilang sukses menjalankan hilirisasi karena berhasil mengembangkan industri lokal. Selain itu, China juga didukung dengan tata kelola bisnis yang baik termasuk permodalan, investasi besar serta keberhasilan risetnya.